Minggu, 07 Maret 2010

TELAAH KITAB KAMUS HADIS
(الجامع الصغير من أحاديث البشير النذير)

Mengenal Pengarang Kitab Kamus al-Jāmi’ al-Şagīr (Jalāluddīn al-Şuyūţī)

Al-Şuyūţī nama lengkapnya adalah al-Ḥāfiż ‘Abdurrahmān Ibnu al-Kamāl Abī Bakr Bin Muhammad Bin Sābiq al-Dīn Ibn al-Fakhr ‘Uṣmān Bin Nażīr al-Dīn al-Hamām al-Khudairi al-Şuyūţī. Penulis Mu`jam al-Mallifīn menambahkan: al-Ţālūnī al-Mişrī al-Syāfi`ī, dan diberi gelar Jalāluddīn, serta di panggil dengan nama abdu al-Fadal.
Beliau berasal dari keturunan non arab, yang dalam hal ini al-Şuyūţī sendiri pernah mengatakan: Ada seseorang yang pernah menuturkan kepada saya, bahwa dia pernah mendengar ayah mengatakan bahwa kakek buyut ayah adalah orang non arab dari timur yang bernama Damām al-Dīn, seorang ahli hakikat dan guru tarekat. Darinya lahir tokoh-tokoh dan pemimpin, antara lain ada diantara mereka yang menjadi kepala pemerintahan di daerahnya, ada pula yang menjadi Hakim Perdata, dan ada pula yang menjadi pedagang.

ó Kelahiran dan pertumbuhannya:

Al-Şuyūţī dilahirkan di wilayah Asyuth sesudah magrib pada malam ahad, bulan Rajab 849 H, begitulah al-Şuyūţī mengatakannya sendiri, dan para sejarawan sepakat tentang tahun kelahiran ini, kecuali Ibnu Iyās dan Isma’īl Pasha al-Bagdādī yang menganggap bahwa kelahiran al-Şuyūţī adalah pada bulan Jumadil akhir. Ia dibesarkan dalam keadaan yatim piatu. Ayahnya meninggal dunia pada malam senin, 5 Safar 855 H, pada saat ia masih berusia 6 tahun.

ó Perjalanan dalam menuntut ilmu:

Pada usia yang amat sangat muda ia telah hafal Al-Quran, dan hafalan ini menjadi sempurna ketika ia menginjak usia 8 tahun. Setelah itu ia lanjutkan dengan menghafal kitab-kitab semisal al-`Umdab, Minhaj al-fiqh, al-Uşūl, dan al-fiyah Ibn Mālik.
Selanjutnya ia menekuni berbagai bidang ilmu dan saat itu usianya baru menginjak usia 16 tahun, yakni pada tahun 864 H. Ia mempelajari Fiqh dan Nahwu dari beberapa guru, dan mengambil ‘ilmu Farāid dari ulama di jamannya yakni Syaikh Syihāb al-Dīn al-Syarmasahī, lalu menimba Ilmu Fiqh kepada syaikh al-Islām al-Balqinī sampai yang disebut terakhir ini wafat, dan dilanjutkan oleh putranya `Ilmuddīn al-Balqinī. Ia kemudian berguru kepada Muhyiddīn al-Kafayāji selama 14 tahun. Dari ulama ini ia menyerap Ilmu al-Tafsir dan Ushul, Lughah dan ma`ani, lalu menyusun buku-buku ringkas tentang ilmu-ilmu ini.
Selain itu, al-Şuyūţī juga telah mendatangi syaikh Safuddīn al-Hanafi dan berulangkali mengkaji kitab al-Mukasyāf dan al-Taudīh. Ia pernah pula dikirim orang tuanya mengikuti majelis yang diselenggarakan oleh al-Ḥāfiẓ Ibnu Hajar, dan mengkaji Şahīh Muslim sampai hampir tamat. Kepada al-Syairafī di samping kitab-kitab lain seperti al-Syifā`, al-Fiyah Ibnu Mālik, Syarh al-Syudūr, al-Mughnī, sebuah kitab Ushul Fiqh Mażab Ĥanafiyah dan syarhnya pada Syams al- Marzabani al-Hanafi, dan mendengarkan pengajian kitab al-Mutawassiţ serta al-Safiyah berikut syarhnya yang ditulis oleh al-Jarudi yang disampaikan oleh ulama ini. Selain itu, mempelajari juga Alfiah karya al-`Irāqi, dan menghadiri pengajian ilmiah yang diberikan al-Balqinī. Dari ulama yang disebut terakhir itu, al-Şuyūţī menyerap ilmu yang tidak terhingga jumlahnya. Sesudah itu ia tinggal bersama al-Syaraf al-Manawī, hingga ulama ini meningggal dunia. Dari ulama ini al-Suyūţi menimba ilmu yang tidak terbilang juga banyaknya. Lalu secara tetap pula mengikuti pengajian yang diberikan oleh Saifuddīn Muhammad Bin Muhammad al-Hanafī, serta pengajian-pengajian yang diberikan oleh al-’Alamah al-Syamanī dan al-Kafijī.
Al-Suyūţī banyak melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu, antara lain ke kota Al-Fayun, Al-Mihlah, Dimyat, lalu menuju Syam dan Hijaj, Yaman, India dan al-Maghrib (Maroko).
Al-Suyūţī kemudian dikenal dengan orang yang begitu dalam ilmunya, dalam tujuh disiplin ilmu : Tafsir, Hadis, Fiqh , Nahwu, Ma’ani, Bayan dan Badi’.

ó Guru dan murid al-Suyūţī:

Al-Suyūţī mengakui sekitar seratus lima puluhan orang ulama sebagai gurunya, dan yang menonjol diantaranya adalah:
• Ahmad al-Syarmasāhī
• `Umar al-Balqinī
• Şālih Bin ‘Umar Bin Ruslān al-Balqinī
• Muhyiddīn al-Kafijī
• Al-Qadhī syarafuddīn al-Manāwī
Sementara itu beribu-ribu orang telah pula berguru kepada dirinya, dan diantara mereka yang paling menonjol antara lain:
• Syamsuddīn al-Sakhāwī.
• `Ali al-Asymunī.

ó Akidahnya:

Dari karangan-karangan yang membela para sahabat dan tetap berpijak pada sunnah, maka tampaklah bahwa mazhab yang dipilihnya adalah mażhab Ahlu al- Sunnah. Tidak ada hal lain yang dapat diketahui tentang dirinya dalam persoalan ini, selain kecendrungannya kepada tasawuf yang telah dirintis oleh kakek buyutnya Hamām.
Kendati demikian, ilmunya yang amat mendalam tentang al-Qur’an dan al-sunnah, telah mampu membentengi dirinya dari penyimpangan-penyimpangan yang banyak dialami oleh para pengikut aliran sufi, yang jauh menyimpang dari Al-Quran dan Sunnah.

ó Pengaruh intelektualitasnya:

Begitu al-Suyūţī menginjak usia 40 tahun, ia segera mengasingkan diri dari keramaian, dan menunjukkan perhatian dalam bidang karang-mengarang, sehingga hanya dalam waktu 22 tahun saja ia telah membanjiri perpustakaan-perpustakaan Islam dengan karya-karyanya dalam berbagai bidang ilmu yang jumlahnya sekitar 600 judul, semisal Tafsir dan Ilmu Tafsir, Hadis dan Ilmu Hadis, Fiqh dan Usul Fiqh, bahasa Arab dengan berbagai cabang ilmunya, Sirah Nabawiyah, dan Tarikh.
Adapun karya al-Suyūţī yang paling menonjol dalam bidang Hadis dan Ilmu Hadis sebagai berikut:
Pertama: Hadis
• Zahr al-Rabbiy ‘Ala Mujtaba li an-Nasā`ī
• Al-Hawalik `Ala Muwat}a` Mālik
• Marqat al-Shū`ud Syarkh Sunan Abi Dāwud
• Jam`u al-Jawāmi`/ al-Jāmi` al-Kabīr
• al-Jāmi` al-Şāgīr
Kedua: Ilmu Hadis
• Tadrīb al-Rāwī bi syarkh Taqrīb al-Nawāwī
• Alfiyah fī al-Ĥadīś
• As`af al-mabtha` bi Rijal al-Muhtha`
• Durr al-Şaĥābah fī Man Nazal al-Nishīr min al-Şahābah
• Naśr al-Abīr fī Takhrīj Ahādīś al-syarkh al-Kabīr

ó Wafatnya:

Kehidup syaikh al-Suyūţī sarat dengan kegiatan menghimpun ilmu dan mengarang. Untuk itu ia mengeram dirinya di rumah dalam kamar khusus yang di sebut Raudhah al-Miqyās dan hampir-hampir tidak beranjak dari situ. Ia terus menerus terlibat dalam hal ini hingga akhir hayatnya sesudah menderita sakit dan kelumpuhan total pada tangan kirinya selama seminggu. Nampaknya karena sakit yang di derita inilah ia lalu meninggal dunia pada hari kamis, 19 Jumadil Ula 911 H di tempat kediamannya, dan dimakamkan di Hausy Qousun.
Mengenal Kitab Kamus al-Jāmi’ al- Şagīr

ó Latar Belakang Penulisan Kitab

Usaha ulama ahli hadis pada abad V ditujukan untuk mengklarifikasikan hadis dengan metode menghimpun hadis-hadis yang sejenis kandungannya atau sejenis sifat-sifat isinya dalam suatu kitab hadis. Disamping itu mereka mensyarahkan (menguraikan dengan luas) dan mengikhtisharkan (meringkas) kitab-kitab hadis yang telah disusun oleh ulama terdahulu. Dengan demikian, lahirlah banyak kitab hadis.
Selanjutnya pada abad berikutnya, tepatnya abad X bangkit ulama ahli hadis yang berusaha menciptakan kitab kamus hadis untuk mencari pentakhrij sebuah hadis atau mengetahui dari kitab hadis apa suatu hadis didapatkan. Dan salah satu dari kitab tersebut ialah Kitab kamus al-Jāmi’ al- Şagīr, karya Imam Jalāluddīn al- Suyūţī. Dalam kitab ini terkumpulkan hadis-hadis yang terdapat dalam kitab enam (Kutub al-Sittah) dan lainnya, seperti dalam kitab al Mustadrak karya al Hākim al-Naisābūri, Syu’ab al-Imān karya al Baihāqī, al-Sunan al-Kubrā karya al Baihāqī, dan masih banyak lagi. Kitab ini selesai ditulis pada tahun 907 H. Adapun Nama lengkap kitab kamus tersebut adalah: االجامع الصغير من أحاديث البشير النّذ ير , dinamakan al-Jāmi’ al-Şagīr karena dalam kitab kamus tersebut memuat sebagian hadis yang telah terhimpun dalam kitab himpunan kutipan hadis yang disususun oleh al-Suyūţī juga, yakni kitab:جمع الجوامع yang sering dikenal juga dengan sebutan الجامع الكبير. sedang dinamakan من أحاديث البشير النّذ ير karena dalam kitab kamus tersebut terdapat hadis-hadis yang didalamya terkandung kabar gembira yang diperuntukkan bagi orang-orang mukmin dan orang-orang yang senantiasa taat kepada Allah, serta peringatan bagi orang-orang kafir dan yang menyimpang dari ajaran agama. Adapun contoh hadis yang berkenaan dengan kabar gembira dan peringatan, dapat dilihat dibawah ini:

إنّ المسلم إذا عاد أخاه المسلم لم يزل في مخرقة الجنّة حتى يرجع
إنّ أبخل الناس من بخل با لسلام, وأعجز الناس من عجز عن الدعاء

ó Sistematika dan Jumlah Hadis dalam Kitab al-Jāmi’ al- Şagīr.

Kitab kamus al-Jāmi’ al- Şagīr terdiri dari dua jilid dengan jumlah hadis 10031, jilid 1 terdiri dari 4367 hadis ( mulai dari hadis-hadis yang yang awalnya أ sampai ر pertengahan awal) dan jilid 2 (mulai dari pertengahan hadis yang yang awalnya ر sampai ي ) terdiri dari 5664 hadis. Adapun penempatan hadis-hadis tersebut diatur berdasarkan urutan huruf-huruf hijaiyyah, dimulai dengan hadis yang huruf pertamanya alif, bā’, tā’ dan seterusnya, begitu juga dengan urutan huruf ke dua, tiga, dan seterusnya. Seperti hadis-hadis yang dimulai dengan huruf bā’, maka huruf berikutnya adalah bā’ dengan alif, bā’ dengan bā’, bā’ dengan tā’ dan seterusnya. Selain itu, penomoran hadis juga berdasarkan pada silsilah urutan hijaiyyah.
Dan untuk lebih jelas mengetahui rincian jumlah hadis yang ada dalam al-Jāmi’ al- Şagīr, dapat dilihat dibawah ini:

1. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf hamzah ( أ ) terdiri dari 3110 hadis.
2. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Ba>’ ( ب ) terdiri dari 79, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Bā’ terdiri dari 37 hadis, jadi total keduanya 116 hadis.
3. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Tā’ ( ت ) terdiri dari 158, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Tā’ terdiri dari 30 hadis, jadi jumlah keduanya 188 hadis.
4. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Şā’ ( ث ) terdiri dari 152, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Şā’ terdiri dari 6 hadis, jadi jumlah keduanya 158 hadis.
5. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Jim ( ج ) terdiri dari 34, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Jim terdiri dari 50 hadis, jadi jumlah keduanya 84 hadis.
6. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Hā’ ( ح ) terdiri dari 115, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Hā’ terdiri dari 101 hadis, jadi jumlah keduanya 216 hadis.
7. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Khā’ ( خ ) terdiri dari 247, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Khā’ terdiri dari 45 hadis, jadi jumlah keduanya 292 hadis.
8. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Dal ( د ) terdiri dari 79, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Dal terdiri dari 65 hadis, jadi jumlah keduanya 144 hadis.
9. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Źal ( ذ ) terdiri dari 39, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Źal terdiri dari 11 hadis, jadi jumlah keduanya 50 hadis.
10. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Rā’ ( ر ) terdiri dari 9 hadis, ini berada pada jilid 1 sedang pada jilid 2 terdiri dari 121, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Rā’ terdiri dari 62 hadis, jadi jumlah totalnya 183 hadis.
11. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Zai ( ز ) terdiri dari 31, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Zai terdiri dari 15 hadis, jadi jumlah totalnya 46 hadis.
12. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Sīn ( س ) terdiri dari 191, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Sīn terdiri dari 64 hadis, jadi jumlah totalnya 255 hadis.
13. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Syīn ( ش ) terdiri dari 69, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Syīn terdiri dari 53 hadis, jadi jumlah totalnya 122 hadis.
14. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Şād ( ص ) terdiri dari 148, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Şād terdiri dari 82 hadis, jadi jumlah totalnya 230 hadis.
15. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Dād ( ض ) terdiri dari 23, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Dād terdiri dari 17 hadis, jadi jumlah totalnya 40 hadis.
16. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Ta’ ( ط ) terdiri dari 81, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Ta’ terdiri dari 29 hadis, jadi jumlah totalnya 110 hadis.
17. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Zā’ (ظ ) terdiri dari 1, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Zā’ terdiri dari 3 hadis, jadi jumlah totalnya 4 hadis.
18. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf ‘Ayn ( ع ) terdiri dari 292, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan‘Ayn terdiri dari 103 hadis, jadi jumlah totalnya 395 hadis.
19. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Gayn ( غ ) terdiri dari 34, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Gayn terdiri dari 39 hadis, jadi jumlah totalnya 73 hadis.
20. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Fā’ ( ف ) terdiri dari 145, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Fa’ terdiri dari 22 hadis, jadi jumlah totalnya 167 hadis.
21. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Qāf ( ق ) terdiri dari 177, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Qaf terdiri dari 27 hadis, jadi jumlah totalnya 204 hadis.
22. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Kāf ( ك ) terdiri dari 251, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Kāf terdiri dari 22 hadis, dan terdapat pula bab (كان) وهي الشمائل الشريفة yang jumlah hadisnya sebanyak 722, jadi jumlah totalnya 995 hadis.
23. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Lām ( ل ) terdiri dari 553, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Lām terdiri dari 11 hadis, jadi jumlah totalnya 564 hadis.
24. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Mīm ( م ) terdiri dari 1373, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Mīm terdiri dari 123 hadis, jadi jumlah totalnya 1496 hadis.
25. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Nūn ( ن ) berjumlah 325 dengan rincian:

 Awal lafadznya ( ن ) terdiri dari 39 hadis.
 Sedang yang awalnya Nūn dengan menggunakan lafadz نهيت terdiri dari 6 hadis,
 Hadis yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Nūn terdiri dari 31 hadis.
 Hadis dalam bāb larangan yang letaknya disendirikan berjumlah 249 hadis. Contoh:

نهى عن بيع الثمرة تى يبدو صلاحها, وعن النخل حتى يزهو
نهي عن أكل كل ذي ناب من السباع, و عن كل ذي مخلب من الطير
نهى أن نستقبل ا لقبلتين ببول أو غائط

26. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Waw ( و ) terdiri dari 54, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Waw terdiri dari 35 hadis, jadi jumlah totalnya 89 hadis.
27. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Ha’ ( ه ) terdiri dari 23, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Ha’ terdiri dari 5 hadis, jadi jumlah totalnya 28 hadis.
28. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Lām Alif ( لا ) terdiri dari 294 hadis.
29. Hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Yā’ ( ي ) terdiri dari 39, dan yang dimulai dengan al-Ta’rīf yang disusul dengan Yā’ terdiri dari 5 hadis, jadi jumlah totalnya 44 hadis.

ó Metode Penulisan Kitab

Dalam menuliskan hadis pada kitab kamus al-Jāmi’ al- Şagīr, Jalāluddīn al- Suyūţī menggunakan metode-metode tertentu, diantaranya membagi setiap halaman menjadi dua bagian yakni bagian atas dan bawah, bagian atas halaman berharakat dengan berisikan bunyi hadis sedang bagian bawah tanpa harakat yang beisikan keterang hadis. Dan Hampir pada setiap akhir hadis yang dikutip dalam kitab kamus tersebut diterangkan nama sahabat Nabi yang meriwayatkan hadis yang bersangkutan, nama Mukharrijnya ( periwayat hadis yang menghimpun hadis dalam kitabnya), dan kualitas hadis. Selain itu, dalam menyebutkan keterangan hadis baik yang berkenaan dengan nama Mukharrij atau kualitas, al- Suyuţī menggunakan rumus-rumus tertentu. Adapun rumus-rumus tersebut berjumlah 33 macam, 3 rumus ( ض, ح, ﺻﺤ ) yang menunjukkan kualitas hadis dan 30 yang rumus yang lain menunjukkan nama periwayat hadis yang menghimpun hadis beserta kitabnya.

ó Beberapa catatan yang perlu diketahui pada pemakaian kitab al-Jāmi’ al- Şagīr

1. Pada urutan hadis-hadis yang dimulai dengan huruf Nūn yang kemudian disusul dengan hadis-hadis yang dimulai dengan al-Ta’rīf lalu nun terdapat tambahan fas}al mengenai larangan yang mana keseluruhan hadisnya dimulai dengan lafadz نهى dengan bentuk Mauqi’u Dhamir Mufrtad Mudzakar Ghāib. Selain itu terdapat pula enam hadis yang berkenaan dengan larangan akan tetapi tidak terdapat pada fasal “larangan” melainkan terdapat pada pertengahan bagian hadis yang dimulai dengan nūn. Diantaranya:

٩٢٨٥نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها, فإنّها تذ كّركم الموت
٩۲۸٦نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها, فإنّلكم فيها عبرة
٩٢٨٧نهيت عن التعرّي
٩٢٨٩نهيت عن أن أمشي عريانا
٩٢٩۰نهيت عن المصلّين
٩٢٩١نهيناعن الكلام في الصلاة, إلاّ با لقرآن و الذكر

2. Hadis-hadis yang dimulai dengan lām alif (لا) baik dalam bentuk pelarangan ataupun penyangkalan terdapat pada huruf al-Ta’rīf itu sendiri dan bukan pada huruf lam (ل).
3. Dalam hadis-hadis yang dimulai dengan huruf “kāf”, terdapat bab khusus yang menggambarkan tentang sifat-sifat Rasulullah Saw. Bab ini di beri nama “باب (كان) وهي الشمائل الشريفة ", yang mana terletak setelah hadis-hadis yang dimulai dengan huruf “kāf” baik yang disertai ال atau tidak. Adapun yang dimaksud dengan sifat-sifat Rasulullah Saw adalah sifat-sifat jasmani, akhlak, dan kebiasaan rutinitas beliau. Contoh:
كان أحسن الناس وجها, و أحسنهم خلقا, ليس با لطويل البائن, ولا بالقصير

ó Kritik ‘Ulama’ terhadap al-Suyūţī dan Kitab al-Jāmi’ al- Şagīr.

Khusus untuk kualitas hadis yang dikemukakan oleh Jalāluddīn al-Suyūţī, ulama ahli kritik hadis banyak yang menilai bahwa Jalāluddīn al-Suyūţī termasuk tasahhul ( mudah atau longgar ) dalam meneliti hadis. al-Suyūţī memang penyusun dan pengarang kitab yang cukup produktif, namun dia bukanlah seorang peneliti hadis yang cermat. Ini dapat dibuktikan pada penelitian hadis sebagai berikut:
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ وَالْحَارِثُ بْنُ مِسْكِينٍ قِرَاءَةً عَلَيْهِ وَأَنَا أَسْمَعُ وَاللَّفْظُ لَهُ عَنْ ابْنِ الْقَاسِمِ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمْ عُرِضَ عَلَى مَقْعَدِهِ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ إِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَمِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَمِنْ أَهْلِ النَّارِ فَيُقَالُ هَذَا مَقْعَدُكَ حَتَّى يَبْعَثَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Selain itu, hadis yang dimuat dalam al-Jāmi’ al- Şagīr ada yang ditulis secara lengkap dan ada pula yang dimuat secara tidak lengkap, namun telah mengandung pengertian yang telah mencukupi. Seperti:

اللهم بارك لأمّتي في بكورها

Redaksi lengkap hadis di atas sebagai berikut:

ó Dalam Sunan Abū Dāud (1133) dan Sunan al Tirmiżī (2239) :
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدَّوْرَقِيُّ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ حَدِيدٍ عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا قَالَ وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ تِجَارَةً بَعَثَهُمْ أَوَّلَ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
ó Dalam Sunan Ibnu Mājah ( 2227 dan 2228) :
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عَطَاءٍ حَدَّثَنَا عُمَارَةُ بْنُ حَدِيدٍ عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ
حَدَّثَنَا أَبُو مَرْوَانَ مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ الْعُثْمَانِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَيْمُونٍ الْمَدَنِيُّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا يَوْمَ الْخَمِيسِ

Meskipun sebagian hadis yang dimuat dalam al-Jāmi’ al-Şagīr itu ada yang lengkap lafalnya, namun untuk penulisan ilmiah, hadis tersebut tidak tepat untuk dijadikan rujukan. Sekiranya hadis yang bersangkutan ingin dijadikan bahan kutipan, maka pengutip harus menelusuri hadis yang bersangkutan pada kitab asalnya. Pernyataan ini dikemukakan karena kitab al-Jāmi’ al- Şagīr adalah kamus yang berfungsi sebagai penuntun dan penghimpun kutipan-kutipan. Pengutipan hadis dari al-Jāmi’ al-Şagīr berarati pengutipan bahan dari sumber yang kedua. Pengecualian tentu saja ada. Misalnya, hadis yang dikemukakan dalam al-Jāmi’ al-Şagīr sulit ditelusuri di kitab asalnya, karena kitab asalnya sangat sulit dan langka diketemukan dalam masyarakat, maka dengan sangat terpaksa pengutiapan hadis dari al-Jāmi’ al-Şagīr diperkenankan. Itupun seharusnya kutipan tersebut dikonfirmasikan lebih dulu dengan penjelasan kualitas hadis yang bersangkutan di kitab syarahnya: فيض القدير karangan Abdur Rauf al Manāwī.
Dalam kamus al-Jāmi’ al-Şagīr, tidak dijelaskan juz-juz dan bagian–bagian kitab hadis yang dikutip. Jadi, pemakai kamus tidak dapat mengetahui dengan mudah letak asal dari hadis pada kitab al-Suyūţī. Apabila ingin diketahui letak asal hadis yang bersangkutan, maka diperluakan bantuan kitab kamus hadis yang lain. Selain itu untuk mencari hadis, seseorang harus mengetahui awal lafadz matannya dengan benar. Akan tetapi disisi lain, Kitab ini dapat memberikan kemudahan tersendiri kepada pemakainya karena memperkenalkan sekian jumlah kitab-kitab hadis.

Daftar Rujukan

Abdurrahmān, al-Nasā’ī, CD ROM Mausū’ah al-Ḥadīś al-Syarīf. Global Islamic Software, 1991-1997.
Al-Manāwī, Abdur Rauf. Faidhul Qadīr, DVD al-Maktabah al-Syāmilah. Solo: Pustaka Ridwana, 2004. Al-Suyūţī, Jalāluddīn. A-Jāmi’ al-Sagīr. Beirut: Dār al-Fikri, tt.
Al-Suyūţī. Jalāluddīn. Jam’u al-Jawāmi’, DVD al-Maktabah al-Syāmilah. Solo: Pustaka Ridwana, 2004.
_________________. Jami’ al-Aḥādīś, DVD al-Maktabah al-Syāmilah. Solo: Pustaka Ridwana, 2004.
_________________. Proses lahirnya sebuah Hadits. Bandung: Pustaka, 1985.
Al-Şiddīqī, Muhammad Hasbī. Pokok Pokok Ilmu Dirayah Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1981.
Ismā’īl, Syuhudi. Cara Praktis Mencari Hadis. Jakarta: Bulan Bintang, 1991.
Jamāluddin. Qawā’id al-Taḥdīś. DVD al-Maktabah al-Syāmilah. Solo: Pustaka Ridwana, 2004.
Kamāl, Muştafa (dkk.). ‘Ulum al-Hadīś. Jakarta: Depag, 1997.
Muhammad Bin ‘Isa Abu ‘Isa, CD ROM Mausū’ah al-Ḥadīś al-Syarīf. Global Islamic Software, 1991-1997.
Muhammad, Abū Abdullah, CD ROM Mausū’ah al-Ḥadīś al-Syarīf. Global Islamic Software, 1991-1997.
Sulaimān Bin al-Ashas, CD ROM Mausū’ah al-Ḥadīś al-Syarīf. Global Islamic Software, 1991-1997.
Zarkasyi, Imām. “Kajian Kitab Hadis al-Jāmi’” dalam http.Indoskripsi.com, diakses tanggal 24 April 2009.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar